Nutrisi & Diet

7 Jenis Diet Berbahaya yang Sebaiknya Kamu Hindari

EditorEditor
7 menit baca
Ilustrasi diet berbahaya

Banyak orang yang melakukan diet untuk menurunkan berat badan, membentuk otot, atau menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Jika dilakukan dengan benar, tujuan-tujuan ini memang bisa dicapai. Sayangnya, saat ini beredar banyak jenis diet berbahaya, yang bisa merugikan kesehatan. Beberapa orang mungkin mengikutinya tanpa menyadari risikonya, atau karena tergoda hasil instan.

Nah, supaya kamu tidak terjebak pada pola makan yang merusak kesehatan, dalam artikel ini kami akan membahas tujuh jenis diet berbahaya dan kenapa kamu sebaiknya menghindarinya. Kami juga akan mengulas seperti apa diet yang benar.

Jenis-Jenis Diet Berbahaya

Ilustrasi diet berbahaya

Diet yang sehat seharusnya seimbang, dan memenuhi kebutuhan tubuh. Ada karbohidrat dan lemak sehat sebagai sumber energi, protein untuk pemulihan dan pembentukan otot, serta vitamin dan mineral dari buah dan sayur.

Sebaliknya, diet berbahaya biasanya terlalu ketat dan menghilangkan banyak kelompok makanan, atau menyarankan konsumsi kalori yang terlalu rendah. Jika dilakukan terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan malnutrisi, gangguan sistem imun, gangguan hormon, dan dehidrasi. Berikut beberapa jenis diet berbahaya yang sebaiknya tidak kamu lakukan:

1. Diet Paleo

Diet paleo meniru pola makan nenek moyang zaman paleolitik atau zaman batu. Inti dari diet ini adalah mengonsumsi makanan utuh (alami) yang bisa didapatkan dari berburu dan meramu, yaitu daging tanpa lemak, ikan, telur, sayuran, buah-buahan. Tapi, diet ini melarang kacang-kacangan, produk susu, biji-bijian, gula rafinasi, garam, dan sayuran bertepung seperti kentang, jagung dan ubi jalar.

Pendukung diet paleo percaya bahwa diet ini dapat menurunkan berat badan karena tinggi protein, serat, dan rendah karbohidrat olahan. Tapi, diet paleo dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Menghindari kacang-kacangan dan karbohidrat kompleks, bisa menyebabkan kekurangan serat dan vitamin B yang bisa meningkatkan risiko sembelit. Diet ini juga bisa membuat kamu kurang kalsium yang sangat baik untuk kesehatan tulang.

Beberapa versi ekstrem diet paleo, seperti raw paleo, yang hanya mengonsumsi makanan mentah, juga meningkatkan risiko keracunan makanan dan infeksi bakteri dari daging yang tidak dimasak dengan benar. Konsumsi protein yang berlebihan juga dapat membebani ginjal dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit ginjal dan jantung.

2. No Sugar Diet

No sugar diet atau diet tanpa gula adalah menghindari makanan yang mengandung gula tambahan dan pengganti gula. Beberapa versi juga melarang karbohidrat bertepung dan gula alami dalam buah-buahan, serta produk susu. Sebaliknya, diet ini fokus pada konsumsi makanan utuh dan padat nutrisi seperti protein rendah lemak, lemak sehat, dan sayuran.

Diet ini diklaim dapat menurunkan berat badan, sekaligus mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Terus kenapa ini dianggap berbahaya? Sebenarnya, mengurangi asupan gula itu bagus. Tapi menghilangkan semua gula termasuk buah dan karbohidrat juga tidak sehat.

Menghindari karbohidrat bertepung bisa menyebabkan anemia dan sembelit, serta membuat kamu mudah merasa lelah dan kurang energi. Selain itu, menghentikan konsumsi produk susu tanpa menggantinya dengan alternatif yang diperkaya kalsium dapat membuat tulang keropos atau osteoporosis.

3. Diet Cacing Pita

Diet cacing pita sangat berbahaya dan ekstrem. Ini dilakukan dengan menelan kapsul atau pil yang berisi telur cacing pita. Setelah telur menetas, parasit tersebut akan hidup dan tumbuh di usus dengan memakan makanan inangnya (orang yang menelannya).

Nah, diet ini diharapkan bisa menurunkan berat badan karena cacing pita mencuri kalori dan nutrisi inangnya. Sayangnya, praktik ini memiliki risiko kesehatan yang sangat serius.

Faktanya, cacing pita bisa hidup selama 30 tahun di dalam tubuh. Parasit ini tidak hanya menyerap kalori, tapi juga vitamin dan mineral penting sehingga membuat inangnya mengalami malnutrisi parah.

Cacing pita juga bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti mual, diare, dan sakit perut. Bagian terburuknya, larva cacing pita bisa melakukan perjalanan di luar usus dan bersarang di organ vital lain, seperti otak, mata, hati, atau paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan, kejang, sakit kepala parah, bahkan kematian.

4. Diet Sup Kol

Diet sup kol terdengar menarik, karena menjanjikan penurunan berat badan hingga 4 kg dalam seminggu. Ini dilakukan dengan hanya makan sup kol sebanyak 2–3 kali, serta buah-buahan tertentu. Masalahnya, diet ini membuat asupan kalori jadi berkurang dan membuat tubuh mengalami kelaparan.

Diet ini juga sangat minim protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral penting, sehingga kamu bisa merasa lemas, sulit fokus, dan mudah terserang penyakit. Dan meskipun berhasil menurunkan berat badan, efeknya hanya sementara. Berat badan bisa naik kembali dengan cepat begitu kamu menghentikan diet ini.

5. Diet Keto

Diet Keto adalah pola makan sangat rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Prinsip dasarnya adalah membuat tubuh masuk ke kondisi ketosis, yaitu keadaan ketika tubuh membakar lemak akibat minimnya asupan karbohidrat.

Diet ini awalnya dirancang untuk membantu mengurangi frekuensi kejang pada anak-anak penderita epilepsi. Tapi kemudian diadopsi oleh orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.

Masalahnya, pembatasan karbohidrat yang ekstrem bisa membuat tubuh kekurangan serat, vitamin B, dan mineral penting yang biasa didapat dari buah, sayur berpati, dan biji-bijian. Hal ini bisa menyebabkan sembelit, energi drop, dan suasana hati jadi tidak stabil.

Fase awal keto juga sering membuat orang mengalami apa yang disebut keto flu, yaitu kondisi tubuh seperti “flu” karena kaget dengan perubahan pola makan. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, mual, lemas, hingga sulit konsentrasi.

Bagi orang dengan kondisi medis tertentu, seperti masalah ginjal atau gangguan metabolik, diet keto bahkan bisa memperburuk keadaan tersebut. Ini juga bisa menyebabkan tekanan darah rendah, bantu ginjal dan peningkatan risiko penyakit jantung.

Diet keto termasuk jenis diet berbahaya

6. Diet Bola Kapas

Diet bola kapas atau cotton ball diet adalah jenis diet ekstrem dan sangat berbahaya. Ini dilakukan dengan menelan bola kapas yang sebelumnya dicelupkan ke dalam jeruk atau smoothie.

Tujuan orang yang melakukan diet ini adalah untuk menciptakan rasa kenyang palsu. Bola kapas yang tertelan tidak memiliki nilai gizi dan mengisi ruang di dalam perut. Harapannya, ini akan memicu rasa kenyang tanpa mengonsumsi kalori.

Yang jadi masalah, kapas tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia. Jika tertelan dalam jumlah banyak, benda ini akan menumpuk di saluran pencernaan dan berpotensi menyebabkan penyumbatan usus. Penyumbatan ini bukan masalah sepele, karena bisa memicu infeksi, nyeri hebat, atau kondisi serius yang memerlukan operasi.

Terlebih lagi, sebagian besar kapas kosmetik tidak terbuat dari serat kapas murni, melainkan dari serat poliester sintetis dan kadang diputihkan dengan bahan kimia seperti klorin. Nah, bahan kimia ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius saat ditelan.

Dari sisi nutrisi, cotton ball diet sama sekali tidak memberikan apa pun yang dibutuhkan tubuh. Tidak ada vitamin, mineral, protein, atau energi, hanya benda asing yang mengisi ruang di perutmu. Jika sering dilakukan, tubuh bisa mengalami malnutrisi, rambut rontok, kulit kusam, imunitas menurun, hingga gangguan makan karena tubuh terbiasa “diakali” bukannya diberi nutrisi.

7. Diet Lemonade 

Diet lemonade atau diet lemon adalah jenis diet berbahaya yang bertujuan untuk detoksifikasi. Program diet ini umumnya berlangsung selama 10 hari. Selama periode ini, pelaku diet hanya diperbolehkan konsumsi air putih dan perasan lemon, air garam dan teh herbal. Semua jenis makanan padat dilarang.

Diet ini diklaim bisa membersihkan racun yang menumpuk di dalam tubuh, dan membantu menurunkan berat badan. Tapi, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Terlebih lagi, tubuh manusia sudah memiliki sistem detoksifikasi yang sangat efisien, yaitu hati dan ginjal.

Selain itu, minum air lemon hanya menyediakan sedikit kalori dan hampir tidak ada protein, serat, vitamin, atau mineral penting yang dibutuhkan tubuh setiap hari. Hal ini bisa menyebabkan kelelahan ekstrem, pusing, mual, sakit kepala, dan iritasi.

Terus, Bagaimana Tipikal Diet yang Sehat?

Ilustrasi diet sehat

Diet yang sehat tidak berfokus pada hasil instan atau larangan ekstrem, tapi pada perubahan gaya hidup jangka panjang. Menu makanannya harus bervariasi, seimbang, dan mengandung:

  • Karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oats, dan roti gandum.
  • Protein, contohnya ayam, ikan, telur, dan tahu-tempe.
  • Lemak sehat, termasuk alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
  • Serat dari buah, sayur, dan biji-bijian
  • Air putih yang cukup

Yang harus dibatasi adalah makanan olahan, gula tambahan, lemak tidak sehat dan garam berlebihan.

Selain itu, diet yang aman adalah yang memungkinkan kamu menikmati makanan kesukaan sesekali, bahkan yang kurang sehat, tanpa rasa bersalah. 

Untuk menurunkan berat badan, kamu harus membakar lebih banyak kalori daripada yang kamu konsumsi. Amannya, kamu perlu membakar sekitar 300 hingga 500 kalori dari kebutuhan harianmu. Ini memungkinkan penurunan berat badan sekitar 0,5 hingga 1 kg per minggu, yang merupakan target sehat menurut ahli gizi.

Saatnya Pilih Cara Diet yang Benar, Bukan Diet Berbahaya!

Diet bukan soal menyiksa diri untuk mencapai hasil instan. Diet adalah cara kamu merawat tubuh dengan memberikan asupan nutrisi yang baik. Ingat, jangan pernah tergiur dengan jenis diet berbahaya yang menjanjikan hasil cepat, tapi hasilnya hanya sementara dan merusak kesehatan! Yang lebih penting, diet yang baik harus dipertahankan selamanya, bukan hanya satu atau dua minggu saja.

#diet#diet berbahaya#diet sehat#nutrisi
Editor

Ditulis oleh

Editor

Artikel Terkait